Siti Fatimah

Siti fatimah Lahir di kudus, 27 Maret 1979. Mengabdikan dirinya untuk mengajar SDN 010 AIR PUTIH kec. Lubuk Batu Jaya Kab. Indragiri Hulu, RIAU &nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

Naga yang Cantik

Hari ini aku ikut ke kebun eyangku setelah berhari-hari aku tinggal di desa. Di kebun eyang ditanami aneka buah dan sayuran. Meskipun Eyangku sudah sepuh tapi tetap suka beraktivitas dengan dalil biar ngak suntuk. Ku lihat ada tanaman yang aneh dan lagi berbunga. Bunganya pun cantik sehingga aku tergoda untuk melihat lebih dekat lagi.

"Eyang. Ini tumbuhan apa kok berduri-duri kayak pohon kaktus?".tanyaku

"Itu tanaman buah naga, Lee. Awas hati-hati banyak durinya".ujar eyangku

"Buah Naga? Berarti bentuknya kayak naga, Eyang?" Tanyaku lagi

" Ya engak to, Lee. Namanya saja buah naga tapi bentuknya hampir mirip buah nanas tapi tidak berduri. Rasanya manis sekali". Nenek memberiku penjelasan

"Yang. Kata kawanku, kalau kita makan buah naga, naganya akan muncul dari buahnya. Apa iya, Yang?masih ku pegang-pegang bunganya yang cantik

"Oh alah bocah cilik. Kamu itu dibohongi kawanmu, Lee. Lah, sekarang eyang tanya. Waktu ibumu ngasih kamu buah kiwi, terus kamu makan, apa keluar burung kiwinya? Hayo di pikirkan". Eyang balik bertanya padaku

"Engak lah ,Yang, Eyang. Berarti aku dibohongi ya, Yang?". Sambil garuk kepala yang tak gatal

"Nah sudah sadar kalau kamu dikasih ilmu yang tidak benar? Mulai sekarang kamu harus mencerna atau pikirkan dulu kebenarannya biar tidak ketipu lagi." Eyang memberikan wejangan

"Iya, Yang".jawabku

"Ayo, kita petik sayur daun ubi dan kacang panjang juga. Hati- hati Kalau pas memetik kacang panjang ya. Pegang tangkainya baru dipetik". Arahnya mirip pak guru di sekolah saja

"Sip. Dijamin aman tanaman, EYaang". Aku berlari menuju tanaman kacang panjang yang ada disebelah utara rumah eyang

Eyang putriku berjalan dibelakangku sambil geleng-geleng kepala. Bocah-bocah, ada saja pertanyaanmu. Aku terus berlari kecil menapaki jalan kecil diantara pohon singkong. Memang nyaman dan sejuk udara disini. Pantas saja eyang tidak mau diajak pindah ke rumah kami. Rumah yang terlalu rapat rumah penduduknya. Maklum kami tinggal di perumnas. Ya begitulah.

Akupun bisa belajar dari alam ini. Ternyata jika kita berbaik hati dengan alam, maka alam juga memberikan apa yang kita butuhkan lewat hasil tanaman kita. Indahnya bumiku.

#maaf masih tahap belajar dan belajar

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

so sweet...keren saysukses selalu

09 Jul
Balas

Aamiin.Terimakasih buncan

09 Jul

Sleppp... mau bu....... hehe

06 Jul
Balas

Boleh, Bun. He heSalam kenal

06 Jul



search

New Post