Mempersiapkan hati untuk selalu tegar dan sabar ketika nantinya luka itu akan terkoyak kembali dan berdarah lagi. Apakah aku mampu?

Suatu dilema terjadi di hati orang tua ketika akan mendaftarkan sekolah anaknya di tempat mereka mengabdi atau bekerja. Anak disekolahkan di sekolah tersebut agar memudahkan orang tuanya saat berangkat sekolah, pengawasan, dan berbagai pertimbangan lainnya. Jika Si anak disekolahkan di sekolah tetangga, pasti akan timbul beribu-ribu pertanyaan dari masyarakat dan teman sejawat orang tuanya.

"Jeng, kok Si adek sekolah di SD sebelah? Apa ada sesuatu antara dirimu dengan teman-temanmu?".

Atau bahkan yang lebih sadis lagi kalau dapat pertanyaan yang sedikit pedas seperti cabai rawit setan.

"Jeng, Si adek sekolah ditempat Jeng ines karena dirimu kurang srek dengan kualitas sekolah tempatmu mengabdi ya?".

Oalah, ini nitezen lambe turah pasti beraksi kerika melihat pemandangan seperti ini. Kalau kita sebagai tokoh yang bijak, senyumin saja. Suara sumbang nitizen akan hilang bersama waktu.

Masalah nitezen bisa dilupakan. Masalah yang lain akan datang di lingkungan sekolah Si adek tadi. Bukan hanya dari temannya bahkan dari orang tua keduanya. Perundungan fisik mungkin tidak ada tapi perundungan metal pasti akan ada. Kalau dari temannya mungkin berupa ucapan kurang senang karena adanya sesuatu yang berbeda. Padahal itu hanyalah asumsi mereka yang salah. Kan tidak ada perlakuan istimewa bagi seseorang di sekolah. Namanya juga anak-anak ya. Biasa itu .

Perundungan yang sangat menyakitkan bila yang mengucapkan kalimat indah itu dari orang tua keduanya. Sampai-sampai luka itu tak kan sembuh meskipun sudah diobati betadien sekardus. Sama-sama ada anak guru di sekolah tersebut. Tetapi karena adanya sesuatu yang berbeda dihati seorang senior, pasti memperlakukan si anak akan berbeda.

Hal ini terjadi pada anak seorang temanku. Si anak memang jenisnya suka belajar dengan action bukan ceramah. Ketila dia merasa bosan dia akan menoleh ke teman atau bahkan bercerita dengan teman sebelah. Tapi ngak mungkin juga dia bercerita sampai ha ha hi hi to?. orang tua keduanya langsung mengeluarkan kata- kata indahnya. Bahkan akan membawa setatus orang tuanya. Memang, tujuan orang tua keduanya itu biar si anak akan jera dan tidak mengulangi perbuatannya itu. Ini yang dibilang perundungan metal bagi si anak.

Sebagai orang tua yang anaknya diperlakukan seperti ini pasti akan perang batin. Padahal kalau dibandingkan sama anak temannya yang satunya jauh berbeda. Anak yang satu suka marah bahkan bisa terjadi perkelahian. Dia juga suka jahil sama temannya. Namun kok tidak ada perundungan seperti si anak yang hanya suka bercerita ketika bosan dengan pembelajaran tadi? Sungguh ironis memang. Apa karena anak solmednya ya?

BISA JADI.